Bagaimana Menulis kode program yang baik?

Christ Memory Sitorus
3 min readApr 25, 2020

--

Photo by Chris Ried on Unsplash

“Programer yang hebat adalah seseorang yang bisa dengan cepat menyelesaikan masalah!” — Kata seseorang.

Ungkapan diatas tidaklah salah namun tidak serta merta juga dibenarkan. Jika kita berbicara soal sebuah program, pasti hal yang berkaitan dengannya adalah bahasa program itu tersendiri. Setiap bahasa pemrograman memiliki style guide atau panduan penulisan dengan cara mereka sendiri.

Contohnya python yang memiliki guidelines yang diberi nama PEP. PEP merupakan panduan atau aturan penulisan kode program python sehingga kode program mudah dibaca dan konsisten. Misalnya saja dalam penulisan intentasi dalam function. Baris lanjutan harus menyelaraskan elemen yang dibungkus baik secara vertikal menggunakan garis implisit Python yang bergabung dengan tanda kurung, brackets and braces, atau menggunakan hanging indent [sumber].

Contoh kode program python yang benar dan salah sesuai aturan PEP

Selain itu pada bahasa programman PHP juga dikenal yaitu PSR. PSR atau PHP Standard Recommendation dikembagkan oleh php-fig.com. Standar ini banyak sekali digunakan dalam pengembangan framework PHP yang terkenal seperti laravel dan yang terbaru yaitu codeigniter 4.

Ketika kita mengerjakan sebuah pembuatan projek yang sangat besar baik dalam perusahaan atau sekelas projek open-source. Kita dihadapkan dengan banyak orang yang berpartisipasi dalam projek tersebut. Hal tersebut menyebabkan kode program yang kita buat pasti akan sering dibaca oleh programmer lainnya. Lalu bagaimana jika kode program yang kita tulis tidak sesuai dengan panduan style guide? pastinya akan sulit dipahami oleh programmer lainnya bukan? Selain itu pengembangan projek pasti akan melambat jika semua orang yang berpartisipasi pada projek tersebut tidak mengetahui style guide bahasa pemrograman yang digunakan. Oleh karena itu sebaiknya kita mulai mempelajari bagaimana style guide untuk membantu kita dan orang lain memahami kode program yang kita tulis. Walaupun memang semuanya diserahkan pada si pemrogram, toh program masih tetap bisa jalan kan? — Kata seorang programmer.

Selain soal style guide dalam penulisan program. Paradigma pemrograman yang sering digunakan yaitu OOP (Object Oriented Programming) berpengaruh sekali dalam penulisan program. Oke jika program yang kita tulis hanya program sederhana yang hanya akan menampilkan beberapa kode tertentu tidak usah menggunakan konsep OOP juga tidak apa-apa. Namun kalau projek yang akan kita kerjakan semakin besar bagaimana? Bisa saja kita semakin lelah. Misalnya saja contoh kode program PHP dibawah untuk melakukan pembayaran.

Bisa dibayangkan jika payment method yang digunakan banyak otomatis kode kodisi yang digunakan juga banyak dan program untuk membayarnya kita ulang terus sebanyak metode pembayaran yang digunakan. Selain itu juga kita akan semakin sulit membaca program, karena banyaknya kode tersebut. Sementara jika menggunakan OOP kita akan mudah menggunakan kembali kode pembayaran yang sudah ada. Dengan paradigma OOP kita dapat memvisualisasikan kode karena OOP sendiri mirip seperti skenario dalam kehidupan nyata.

Tetapi OOP saja tidak cukup, karena kemungkinan kode tersebut di maintain bisa saja semakin sulit. Misalnya saja kita lihat pada contoh kode OOP payment diatas dimana payment method yang digunakan bisa saja bertambah seiring dengan banyaknya pelanggan. Otomatis kita harus menambahkan kondisi pada function pay. Hal tersebut bisa saja dibenarkan, namun tidak baik karena bisa berdampak pada sistem. Contohnya, kita menambahkan payment method tidak hanya menggunakan bank namun juga aplikasi dompet online seperti Ovo dan Linkaja? Semakin membingungkan bukan? Kalau dilihat-lihat bisa saja hampir sama dengan kode program tanpa OOP.

Salah satu hal terakhir yang mungkin membantu untuk membuat penulisan kode semakin baik yaitu adalah SOLID. SOLID merupakan akronim dari 5 desain principle yaitu diantaranya :

  • SRP — Single Responsibility Principle.
  • OCP — Open/Closed Principle.
  • LSP — Liskov Substitution Principle.
  • ISP — Interface Segregation Principle.
  • DIP — Dependency Inversion Principle.

Kelimanya membantu sekali ketika dihadapkan dalam pembuatan program yang rumit. Karena kita dapat memecahkannya kedalam masalah yang lebih sederhana. Contohnya saja Dengan Single Responsibility Principle, ketika kita dihadapkan dengan sebuah kelas yang memiliki dua alasan untuk berubah, maka kita harus memisahkannya menjadi dua kelas yang memiliki fungsionalitas nya sendiri.

Mungkin cukup sekian tulisan kali ini. Pada tulisan berikutnya saya akan mencoba membahas lebih dalam tentang menulis kode yang baik. Ya walaupun saya juga masih belajar. Saya ingin teman-teman terutama yang baru memulai pemrograman bisa menerapkan hal ini sehingga kedepannya akan memudahkan teman-teman juga.

Kaitan :

--

--

No responses yet